Kesepian: Penelitian, Dampak Buruk, dan Fase Terjadinya



Kesepian adalah perasaan yang tak menyenangkan dalam membina hubungan dengan orang lain, lantaran kurangnya hubungan bermakna dan kurang adanya keakraban dengan orang lain. Selain itu, kesepian juga dapat berdampak pada kesehatan mental seseorang. Hal menarik dari kesepian yang kerap tidak kita sadari adalah penyebarannya. Bahwa sebenarnya, kesepian dapat menular dengan mudah. Apakah benar demikian adanya? Mungkin teman-teman pernah mengalaminya atau barangkali sumber kesepian itu berasal dari diri teman-teman. 

Nah karena itu, penting untuk memahami beberapa hal dari kesepian agar kita tak merasakan masalah akibat dari efek yang ditimbulkan. 


Menurut sebuah hasil penelitian, kesepian dapat menyebar seperti flu biasa. Sementara flu mungkin akan menyebar melalui jabat tangan, kesepian dapat menyebar melalui kelompok orang melalui interaksi sosial yang negatif. Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa orang yang kesepian cenderung bertindak lebih pemalu, tampak bermusuhan, cemas, dan canggung secara sosial. Mereka juga cenderung menafsirkan interaksi sosial secara berbeda, sering melihat perilaku tertentu pada orang lain sebagai bentuk penolakan.

Penelitian ini melibatkan lebih dari 5.000 orang yang diminta untuk mengisi kuesioner kesepian, memberikan riwayat medis dan menerima pemeriksaan fisik setiap dua tahun hingga empat tahun selama periode sepuluh tahun. Peserta juga menunjukkan siapa teman dan kerabat mereka, dan banyak dari orang-orang ini juga mengambil bagian dalam penelitian ini. Dengan melihat jejaring sosial para peserta dan jumlah hari kesepian yang mereka alami setiap tahun, para peneliti dapat melihat bagaimana kesepian menyebar ke seluruh kelompok.

Penelitian ini menemukan bahwa:

  • Rata-rata orang merasa kesepian selama sekitar 48 hari setiap tahun.
  • Sekitar 50 persen orang-orang lebih mungkin mengalami kesepian jika seseorang yang terhubung langsung dengan mereka merasa kesepian.
  • Wanita melaporkan mengalami lebih banyak kesepian
  • Kesendirian lebih cenderung menyebar di jejaring sosial wanita daripada di pria.
  • Kesendirian lebih cenderung menyebar di jaringan teman, daripada di keluarga.


Dampak Negatif Kesepian

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kesepian dapat memberi pengaruh pada tingkat stres, kesehatan jantung, dan kekebalan tubuh. Tapi kesepian tidak hanya memberi efek pada wilayah itu-itu saja melainkan ada hal lain yang ditimbulkan.


Orang dewasa yang kesepian mengonsumsi lebih banyak alkohol dan kurang berolahraga daripada mereka yang tidak kesepian,” jelas John Cacioppo, penulis bersama buku Loneliness: Human Nature dan Need for Social Connection dalam sebuah wawancara dengan News and World Report AS. “Diet mereka lebih tinggi lemaknya, tidurnya kurang efisien, dan mereka melaporkan lebih banyak kelelahan di siang hari. Kesepian juga mengganggu regulasi proses seluler jauh di dalam tubuh, membuat kita mengalami penuaan dini”

Penting untuk dipahami bahwa kesepian, menurut banyak ahli, tidak selalu tentang sendirian. Sebaliknya, persepsi tentang kesendirian dan keterasinganlah yang paling penting. Sebagai contoh, seorang mahasiswa baru mungkin merasa kesepian meskipun dikelilingi oleh teman sekamar dan rekan-rekan lainnya. Seorang duda mungkin merasa kesepian selama liburan meskipun dia dikelilingi oleh keluarga dan teman-temannya.

Fase Kesepian

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Psychogeriatrics melaporkan banyak orang merasa kesepian level sedang hingga berat selama usia akhir 20an, pertengahan 50an, dan akhir 80an. Kesepian tak bersifat subjektif. Kesepian bukan berarti kesendirian, kesepian juga tak berarti hidup tanpa teman. Dalam hal ini, kesepian didefinisikan sebagai distres subjektif. Hal ini adalah perbedaan antara hubungan sosial yang Anda harapkan dengan hubungan sosial yang Anda miliki. Orang yang memiliki sifat bijaksana yang tinggi, kata Jeste, tak bakal merasa kesepian. Begitu pula berlaku sebaliknya. Sebanyak 340 penduduk San Diego Country berusia 27-101 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini.

Peneliti berasumsi, kesepian yang muncul pada usia tua dalam penelitiannya ini, didorong oleh penyebab faktor usia. Seiring bertambahnya usia, mereka menjadi lebih sendirian. Sementara kesepian yang melanda usia akhir 20an diasumsikan muncul akibat masa-masa itu merupakan periode bagi seseorang untuk mengambil keputusan besar. 


Fase itu kerap menimbulkan stres lantaran seseorang sering merasa bahwa keputusan yang diambil oleh orang-orang di sekitarnya jauh lebih baik. Sementara itu, kesepian yang melanda usia 50an muncul akibat krisis paruh baya. Peneliti mengatakan, biasanya pada fase ini, kesehatan seseorang mulai menurun. Pada fase ini pula seseorang biasanya mendapatkan diagnosis berbagai penyakit seperti diabetes dan jantung.

Referensi:

Lee, E. E., Depp, C., Palmer, B. W., Glorioso, D., Daly, R., Liu, J., ... & Jeste, D. V. (2018). High prevalence and adverse health effects of loneliness in community-dwelling adults across the lifespan: role of wisdom as a protective factor. International psychogeriatrics, 1-16.

Cacioppo, J. T., Fowler, J. H., & Christakis, N. A. (2009). Alone in the crowd: the structure and spread of loneliness in a large social network. Journal of personality and social psychology, 97(6), 977.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel