5 Langkah Memaafkan dari Everett L. Worthington



INDOPOSITIVE.orgTidak mudah untuk memaafkan. Mungkin anda pernah merasakan kesulitan itu. Bukan hanya anda tentu saja, tapi ada banyak orang yang dengan jujur mengakui hal tersebut. Memaafkan bukanlah sesuatu yang mudah. Pengalaman masa lalu atau yang telah terjadi mampu memunculkan bayangan atau kilasan dari sesuatu yang terjadi. Kesulitan kita untuk berdamai dengan masa lalu, mungkin saja akan membawa kita pada kepenatan yang ada di kepala. Berbagai hal yang terjadi, tentu saja membawa kita pada kemungkinan untuk memiliki kesalahan atau mungkin menjadi tempat kesalahan dari orang lain.

Memaafkan mampu memberikan kita berbagai manfaat psikologis. Dalam jurnal yang berjudul Effects of Group Forgiveness Intervention on Perceived Stress, State and Trait, Anger, Symptoms of Stress, Self-Reported Health and Forgiveness (Stanford Forgiveness Project), menjelaskan bahwa mereka yang mampu memaafkan dapat terhindar dari stres serta kemarahan  lebih baik dibanding kelompok yang sulit memaafkan. Adakah cara hidup untuk belajar menjadi pemaaf?

Everett L. Worthington, seorang profesor di bidang psikologi klinis mencoba memecahkan masalah pemaafan. Dalam sebuah buku yang dia terbitkan di tahun 2001 berjudul Five Steps to Forgiveness: The Art and Science of Forgiving, kita diajak untuk menerapkan lima langkah dalam memaafkan. Buku ini lahir dari berbagai riset yang telah dilakukan sebelumnya, topik pemaafan telah menjadi salah satu topik penelitiannya yang dilakukan dalam waktu yang panjang. Lima langkah tersebut adalah sebagai berikut:


R = Recall the hurt
Untuk menyembuhkan, kita harus menerima kenyataan bila kita pernah atau masih terluka. Tentukan pikiran kita untuk tidak memilih posisi yang buruk (menjadi jahat, menyakitkan) agar tidak berada pada posisi korban dan tidak memperlakukan orang lain sebagai orang jahat atau bangsat. Pada proses ini, buatlah keputusan untuk memaafkan. Putuskan juga bila tak akan ada dendam dan tetap menjadi orang baik serta memperlakukan orang itu dengan sebagaimana mestinya.  

E = Empathize with your partner
Cobalah membayangkan diri anda berada di posisi orang lain. Bicaralah padanya. Keluarkan semua isi hati. Bicaralah sepuasnya. Pada proses ini empati menjadi sesuatu yang penting untuk menjadi cara melepaskan amarah atau kekesalan yang tersimpan lama.

A =  Altruistic gift
Berikan pemaafan sebagai bentuk dari hadiah altruistik yang tak mementingkan diri sendiri. Kita semua dapat mengingat ketika kita menganiaya seseorang — mungkin orang tua, guru, atau teman — dan orang itu memaafkan kita. Kita merasa lebih lega dan bebas. Dan kita tidak ingin mengecewakan orang itu dengan melakukan kesalahan lagi. Dengan memaafkan tanpa mementingkan diri sendiri, kita dapat memberikan hadiah yang sama kepada seseorang yang menyakiti diri kita sendiri.

C = Commit
Setelah memaafkan, cobalah untuk menulis catatan untuk diri sendiri – sesuatu yang sederhana seperti, “Hari ini, saya memaafkan (nama seseorang) setelah dia menyakiti saya.” Ini bisa menjadi bentuk komitmen dan membantu pemaafan tersebut berjalan dengan baik.

H = Hold onto forgiveness
Kita menulis catatan komitmen karena kita jelas, pasti akan tergoda untuk meragu bahwa kita benar-benar memaafkan. Kita dapat membaca kembali catatan tersebut. Sebagai bukti sekaligus penguat, bahwa kita memang benar-benar memaafkan.

Lima langkah ini kemudian disingkat dalam bentuk akronim yaitu REACH. Membaca buku dari Everett L. Worthington, memberi kita kesempatan untuk menikmati serangkaian penelitiannya dalam bentuk yang lebih bersahabat. Lima langkah ini mungkin saja dapat kita gunakan atau bagikan pada siapa saja yang membutuhkan.



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel