Sejumlah Pertanyaan Untuk Mengetahui Seberapa Narsis Kita Selama Ini



INDOPOSITIVE.org—Sulit untuk menyadari jika diri kita diserang narsis atau tidak. Pasalnya, narsis membuat kita kadang merasa, semua baik-baik saja. Padahal, bisa jadi orang di sekitar kita merasakan sesuatu yang berbeda. Pernahkah anda merasa terus menerus mendominasi percakapan bersama seorang teman? Pernahkah anda merasa setiap kali melihat cermin, anda akan singgah dan melihat diri anda? Apakah seluruh ponsel anda berisikan foto selfie anda sendiri? Pertanyaan ini mungkin saja akan membuktikan bahwa gejala narsis, mungkin menyerang anda.

Tapi di bawah ini sejumlah pertanyaan mungkin akan bisa membantu untuk mempelajari masalah narsis lebih baik lagi. Kita juga dapat mencoba membaca sebuah buku yang berjudul, The Narcissist You Know karya seorang psikolog klinis bernama Joseph Burgo.

Secara klinis, narsis menjadi salah satu diagnose dalam DSM-5 untuk tingkat paling ekstrem bagi orang yang terus menerus berfokus pada dirinya sendiri. Namun, tak jarang juga narsis moderat atau yang belum berbahaya membawa kita pada gangguan yang dijelaskan di DSM-5 tersebut. Sejumlah pertanyaan ini, mungkin saja dapat menjadi bahan refleksi sekaligus melihat seberapa narsis anda selama ini.

Namun sekali lagi, hal paling mengerikan dari narsis adalah kemampuan narsis itu sendiri yang membuat kita tak sadar bahwa kita tengah dalam kondisi narsis. Cara terbaik untuk mengetahui narsis atau tidaknya kita dapat dilakukan dengan bantuan seseorang yang mampu bersikap objektif dan secara jujur berani menyampaikan jawaban yang semestinya.

Tes Kepribadian Narsis
Sejumlah pertanyaan di bawah ini diadaptasi dari penjelasan yang ada di Mayo Clinic, sebuah organisasi riset terpercaya tentang Narcissistic Personality Disorder:

Apakah saya terkadang terlihat sombong, angkuh atau sok tahu?
Apakah saya cenderung memonopoli percakapan?
Apakah anda merasa saya sering memandang rendah orang lain?
Anda anda merasa saya orang yang menuntut untuk didengar pendapatnya?
Jika saya tak mendapat pujian atau perlakuan khusus, apakah saya terlihat kesal atau marah?
Apakah saya bersikeras memiliki “yang terbaik” dari semuanya?
Apakah saya sulit menerima kritik?
Apakah saya pernah meremehkan orang lain untuk terlihat lebih baik?
Apakah saya melebih-lebihkan bakat atau prestasi saya?
Apakah saya memiliki ketidakmampuan atau enggan untuk peduli dengan kebutuhan dan perasaan orang lain?

Sekali lagi, temukan orang yang tepat dan dengarkan jawaban dari dia. Mungkin saja dengan percakapan dari sejumlah pertanyaan ini, kita bisa melihat sejauh mana atau seberapa narsis kita selama ini. Tentu saja tak semua pertanyaan di atas akan memberi hasil yang baik. Namun, dengan menjawab semua itu kita juga dapat menerima bahan refleksi dari kehidupan yang telah dijalani. Kita pun mungkin bisa melihat jarak, apakah narsis yang kita miliki belum berbahaya atau telah membuat hubungan kita tampak kacau. Selagi belum berada pada kondisi ekstrem, narsis dapat dipelajari dan dipikirkan dengan baik. Sebelum semua terlambat dan dalam hati berkata, “Akulah yang terbaik di antara semuanya.” Lalu tak peduli dengan orang lain di sekitarnya.   


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel