Mengapa Psikologi Positif dan IndoPositive Hadir?



INDOPOSITIVE.orgFokus ilmu psikologi cenderung berkutat pada masalah abrnomalitas seseorang. Hal itu juga diawali ditengarai dari perkembangan psikologi yang mengatasi sejumlah masalah saat Perang Dunia Kedua. Namun, beberapa tahun belakangan ini, psikologi positif mencoba hadir untuk memberikan perspektif yang berbeda dari manusia. 


Sehubungan dengan langkah untuk menghadirkan psikologi positif, terbitlah buku  Character Strengths and Virtues (CSV) setebal 800 halaman di tahun 2014. Martin P. Seligman dan  Christopher Peterson menyusun buku tersebut dengan mengambil nilai serta karakter positif yang ada pada manusia. Sebuah usaha yang menyerupai buku pedoman untuk mendiagnosa gangguan mental seseorang, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM). Bila dengan buku DSM, kita dapat mengetahui masalah mental seseorang, CSV melakukan hal sebaliknya.

Dalam buku CSV telah diidentifikasi sebanyak 6 nilai kebajikan yang kemudian terbagi dalam 26 karakter yang dapat diketahui. Adapun pembagian tersebut adalah sebagai berikut:

  • Wisdom and Knowledge: creativity, curiosity, open-mindedness, love of learning, perspective, innovation. 
  • Courage: bravery, persistence, integrity, vitality, zest.
  • Humanity: love, kindness, social intelligence.
  • Justice: citizenship, fairness, leadership.
  • Temperance: forgiveness and mercy, humility, prudence, self control.
  • Transcendence: appreciation of beauty and excellence, gratitude, hope, humor, spirituality.
Secara mendasar, psikologi positif berusaha untuk mencari makna hidup dari seseorang. Fokus itu membawa para peneliti terus melakukan kajian yang mencari sisi baik dari manusia. Meskipun dirintis di tahun 1999, psikologi positif sendiri sebenarnya telah hadir dalam beberapa penelitian di bagian psikologi humanistik, seperti Abraham Maslow, serta penelitian Erich Fromm dan Carl Rogers yang juga sempat membahas hal tersebut. Dalam buku Abraham Maslow yang berjudul Motivation and personality, kita dapat menemukan term psikologi positif dalam bab “Menuju Psikologi Positif” yang terbit di tahun 1954. Namun, baru ketika Martin P. Seligman mengambil tongkat estafet dari seorang Maslow, psikologi positif mulai berkembang. Terlebih saat Martin P. Seligman dinobatkan sebagai presiden dari American Psychological Association (APA) di tahun 1998. Hingga akhirnya Konferensi Pertama Psikologi Positif dilaksanakan pada tahun 2002. Dan lahirlah The International Positive Psychology Association (IPPA) yang telah tersebar di puluhan negara.  

Di Indonesia sendiri, sejak tanggal 2017, Asosiasi Psikologi Positif Indonesia (AP2I) resmi terbentuk. Meskipun sebelumnya telah dilaksanakan Seminar Nasional Psikologi Positif I dan Call for paper serta workshop pada Desember 2015 di Surabaya (Universitas Katolik Widya Mandala). Dan Seminar Nasional Psikologi Positif II dan Call for paper serta workshop pada Desember 2016 di tempat yang sama.

Kehadiran psikologi positif setidaknya memberikan ruang bagi peneliti untuk mencoba mencari cara dalam menemukan langkah atau usaha dalam menjaga psikologis seseorang. Sejumlah penelitian terus berkembang dan dengan mudah dapat diakses. Namun, sejumlah kajian atau riset dari peneliti seringkali sukar untuk dipahami secara langsung. Hal tersebut mendorong kami, www.indopositive.org, untuk hadir sebagai wadah dalam menyebarluaskan informasi tersebut. Tidak hanya berfokus pada psikologi positif, kami pun tetap memberikan informasi terkait psikologi yang sekiranya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bila saja teman-teman memiliki topik atau sesuatu yang ingin ditanyakan atau dituliskan, silakan sampaikan melalui kolom komentar di bawah ini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel