5 Langkah Meningkatkan Curiousity (Rasa Ingin Tahu)
INDOPOSITIVE.org—Curiousity atau rasa ingin tahu merupakan salah satu
hal penting dalam diri manusia. Dengan itu, kita belajar dan mengembangkan
pengetahuan yang kita miliki. Dalam psikologi positif sendiri, curiousity
merupakan bagian dari virtue wisdom and knowledge. Sering kali
kita mampu bergerak lebih baik saat diikuti rasa ingin tahu yang besar.
Pertanyaannya, bagaimana motivasi itu dapat muncul dan berkembang dalam diri
kita? Para peneliti kini tengah mencari jawaban tersebut dengan melihat cara
kerja otak kita.
Masalah ini dapat kita pelajari dari sebuah penelitian
yang melihat scan kerja otak, yang sekarang dapat dibaca melalui publikasi
dalam bentuk preprint – dengan judul Hunger
For Knowledge: How The Irresistible Lure of Curiosity Is Generated In the Brain
ditulis oleh Johnny King Lau bersama rekannya.
Penelitian tersebut memperlihatkan jikalau rasa ingin
tahu ternyata didorong oleh proses neurobiologis yang serupa saat kita merasa
lapar. Pada penelitian ini, para partisipan mendapat sebuah tugas sederhana. Partisipan
yang memang telah lapar diminta untuk melihat trik sulap dan gambar makanan
yang menggoda selera, lalu kemudian mereka diperlihatkan roda lotre. Roda tersebut memberikan visualisasi tentang
peluang dari perjudian (yang bervariasi dari percobaan demi percobaan), mereka
diminta untuk melakukan perjudian sederhana dan jika mereka menang, mereka
berkesempatan untuk belajar trik sulap atau mendapat makanan sesuai gambar.
Akan tetapi, jika kalah, mereka akan mendapatkan sengatan listrik di akhir penelitian.
Partisipan pun diminta untuk memilih mengetahui trik atau makanan dan memilih
berjudi atau tidak.
Rasa ingin tahu dan lapar itu menjadi penentu dalam
pengambilan keputusan partisipan. Ketika partisipan memiliki rasa ingin tahu
yang lebih tinggi atau merasakan lapar yang tak tertahankan, mereka berani
bertaruh dan mengambil risiko tersengat listrik. Setelah proses tersebut
berlangsung, peneliti kemudian mengambil partisipan dalam jumlah yang lebih
banyak dan melakukan scan otak di waktu yang bersamaan. Peneliti ingin melihat
pilihan apa yang memberikan pengaruh besar, “apakah rasa ingin tahu atau rasa
lapar untuk bersedia dalam pengambilan keputusan tersebut?” Saat proses itu
berlangsung, bagian otak yang bernama stratium lebih aktif, stratium sendiri erat kaitannya
dengan motivasi dan reward. Keduanya memiliki peran masing-masing.
Penelitian lanjutan terkait hal tersebut memberikan
hasil bahwa rasa ingin tahu berpengaruh pada bias pengambilan keputusan kita,
sama halnya saat terdapat motivasi eksternal seperti dorongan makan. Seringkali
rasa ingin tahu membawa kita pada keputusan yang tak terduga. Hal baiknya, rasa
ingin tahu dapat memberikan kita sesuatu yang baru dan membuat kita terus
mencari.
Ian Leslie menulis sebuah buku yang berjudul Curious: The Desire To Know And Why Your
Future Depends On It. Beberapa cara untuk meningkatkan rasa ingin tahu diantaranya
adalah, pertama, tetap membiarkan pertanyaan bermunculan di kepala. Tak peduli
sebodoh atau seaneh apapun pertanyaan itu. Kedua, menemukan ketertarikan khusus
yang sesuai dengan kesenangan kita. Ketiga, membaca sebanyak mungkin buku,
majalah, artikel dan mengumpulkan beragam informasi. Keempat, berkunjung ke
perpustakaan lalu membiarkan diri kita menemukan buku baru atau hal baru yang
ada di dalam perpustakaan, dan terakhir, mempelajari cara berpikir orang lain.