3 Hal Penting Untuk Mulai Belajar Kebijaksanaan (Wisdom)



INDOPOSITIVE.org—Kebijaksaan penting untuk dimiliki. Sebuah kemampuan untuk menilai serta memutuskan dengan tepat. Seringkali kita beranggapan bahwa kebijaksanaan akan didapatkan saat berusia tua. Benarkah seperti itu? Beberapa peneliti psikologi telah berfokus pada topik ini dalam beberapa tahun silam. Sejumlah nama seperti, Paul Baltes, Ursula Staudinger, Monika Ardelt hingga Igor Grossmann merupakan orang-orang yang telah melakukan kajian secara serius untuk mendalami topik tersebut. Sebelum melangkah lebih jauh mempelajari tentang kebijaksaan, berikut terdapat tiga hal penting untuk mulai mempelajari kebijaksaan.

Pertama, kebijaksanaan seseorang tidak bergantung pada usia tua.

People nominated as wise: A comparative study of wisdom-related knowledge, merupakan sebuah penelitian yang dibuat oleh Paul Baltes guna melihat kebijaksanaan dari beberapa orang. Tim peneliti mengumpulkan sejumlah nama dan melakukan perbandingan dalam melihat kebijaksanaan yang dimiliki. Salah satu temuan menarik dari penelitian ini adalah usia tak menjadi faktor utama seseorang untuk bijaksana.

Rata-rata orang-orang yang memiliki kebijaksaan pada studi tersebut berusia sekitar 30 hingga 60 tahun. Bahkan berdasarkan data yang ditemukan, rentang usia 25 sampai 75 tahun tidak memperlihatkan korelasi yang signifikan terhadap kebijaksanaan seseorang. Menjadi bijaksana menjadi sebuah pilihan yang dapat ditempuh sejak dini tanpa harus menunggu usia tua.

Kedua, kebijaksanaan seseorang tidak dipengaruhi dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki.

Masih dalam penelitian yang sama, kali ini Paul Baltes mencoba melihat sejauh mana kecerdasan seseorang berpengaruh terhadap kebijaksanaannya. Hasil itu kemudian memperlihatkan jikalau pengaruh kecerdasan hanya berkisar 2% saja dalam kebijaksanaan seseorang. Orang cerdas atau sebutlah mereka yang memiliki IQ tinggi, dapat dipastikan mampu lebih cepat tanggap dan terampil dalam mempelajari informasi yang rumit hanya saja, bukan hal yang pasti jikalau mereka mampu menemukan titik terang atau solusi dari masalah yang terjadi.

Ketiga, kebijaksanaan dapat dilatih serta berkembang dengan status quo.

Belajar kebijaksaan membantu kita untuk melihat sesuatu dengan cara yang lebih mendalam. Bukan hanya dengan sesuatu yang tampak begitu saja di permukaan. Belajar dari buku Practical Wisdom karya Barry Schwartz, dikisahkan bahwa seorang pria di Philadelphia menodong seorang supir taksi dengan senjata mainan. Aturan hukum yang berlaku mendakwa pria tersebut dengan hukuman penjara selama  dua hingga lima tahun. Namun, kita bisa melihat alasan serta latar masalah sebelumnya. Pria itu menggunakan senjata mainan dan dianggap bersalah, namun dia baru saja kehilangan pekerjaannya dan dia mencuri $50 untuk menghidupi keluarganya. Seorang hakim yang bijaksana memberinya hukuman yang singkat dan izin untuk bekerja di siang hari agar dapat membiayai keluarganya dan mengembalikan uang yang dia curi.

Selain tiga hal tersebut, masih banyak hal yang dapat kita pelajari tentang kebijaksanaan. Setidaknya kita paham bahwa kebijaksanaan menjadi sesuatu yang dapat kita pelajari dan kembangkan secara sadar. Di tengah kehidupan yang semakin kompleks, kemampuan untuk bijaksana menjadi sebuah keterampilan penting untuk dimiliki.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel