3 Dampak Buruk Secara Psikologis yang Disebabkan Smartphone Pada Anak-Anak


INDOPOSITIVE.org—Anak-anak dan smartphone kini menjadi pemandangan yang mudah kita temui. Para orangtua bahkan menjadikan smartphone sebagai alat agar anaknya diam atau tenang saat rewel dan menangis. Beberapa anak di bawah umur bahkan menjadikan itu sebagai kebiasaan yang sulit dihindari dalam sehari. The Common Sense Census: Media Use by Kids Age Zero to Eight 2017 sebagai riset tentang media melaporkan jika di Amerika Serikat menunjukkan bahwa anak usia di bawah delapan tahun, menggunakan smartphone rata-rata 48 menit dalam sehari.

Sedang di Jepang, hasil riset kementerian pendidikan Jepang menunjukkan hampir separuh dari semua siswa SMP tingkat akhir yang disurvei, menghabiskan waktu dengan ponsel mereka lebih dari satu jam sehari. Mereka memakainya untuk browsing situs, mengirim e-mail dan bermain game. Kurang dari seperempat dari siswa dalam kelompok usia yang sama tidak memiliki ponsel. Penggunaan smartphone ini juga umum di kalangan anak usia 11 tahun. Separuh dari mereka yang duduk di kelas terakhir sekolah dasar memiliki smartphone. Lima belas persen dari mereka menghabiskan waktu dengan ponsel pintar sekitar satu jam setiap hari. Bagaimana dengan Indonesia?

Kehadiran smartphone di tengah anak-anak di sekitar kita butuh menjadi perhatian penting. Meskipun tak dapat dipungkiri jikalau salah satu kelebihan dengan hadirnya smartphone adalah kemampuan anak-anak dalam hal teknologi dapat berkembang. Namun di sisi lain, terdapat efek buruk yang akan dihadapi anak-anak jika tidak menggunakan smartphone dengan sebijak mungkin. Berikut tiga dampak buruk secara psikologis yang disebabkan smartphone pada anak-anak.

Pertama, smartphone berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan kognitif anak.

Berdasarkan penelitian yang berjudul Associations between 24 hour movement behaviours and global cognition in US children: a cross-sectional observational study, ditemukan bahwa smartphone memberikan pengaruh penting dalam kemampuan kognitif seorang anak. Penelitian yang dipublikasikan pada September 2018 ini menjelaskan jika anak-anak yang menggunakan smartphone dengan waktu yang lebih sedikit – kurang dari dua jam sehari – memiliki tes kognitif yang lebih baik dibanding anak-anak yang lebih banyak menggunakan smartphone. Anak-anak rentang usia 8 – 11 tahun yang setidaknya hanya satu jam menggunakan smartphone mendapat nilai yang lebih tinggi dalam kemampuan berpikir, bahasa dan mengingat. Berbeda dengan anak-anak yang menggunakan smartphone lebih dari dua jam atau di atasnya, hasil tes kognitif mereka tidak memperlihatkan hasil yang lebih baik dari kelompok sebelumnya. 

Kedua, smartphone berpengaruh terhadap hasil ulangan di sekolah.

Berdasarkan laporan penelitian yang dilakukan Richard Murphy Bersama rekannya di Inggris menjelaskan bahwa smartphone berpengaruh terhadap hasil ulangan di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh pelarangan penggunaan smartphone di sekolah yang ada di Inggris.  Pengambilan data dilakukan pada 91 sekolah di empat kota yang ada di Inggris (Birmingham, London, Leicester dan Manchester) sebelum dan sesudah kebijakan diimplementasikan. Hasil tersebut memperlihatkan hasil yang signifikan.

Hal menarik adalah siswa yang memang memiliki catatan nilai rendah mengalami peningkatan yang pesat, namun tidak dengan siswa yang memiliki catatan nilai tinggi, menggunakan atau tidak menggunakan hasilnya sama saja. Smartphone memberikan kemungkinan bagi anak untuk kehilangan konsentrasi atau fokus saat menerima pelajaran.
  
Ketiga, kepekaan anak terhadap orang lain semakin berkurang.

Five days at outdoor education camp without screens improves preteen skills with nonverbal emotion cues merupakan salah satu judul penelitian dari sejumlah peneliti di University of California. Penelitian ini dengan sengaja membawa anak-anak dalam sebuah perkemahan selama lima hari, anak-anak tersebut dengan tegas diminta untuk tidak bersentuhan dengan smartphone. Selepas perkemahan, para peneliti membandingkan kemampuan anak-anak yang ikut perkemahan dengan yang tidak ikut. Hasilnya, mereka yang ikut perkemahan tersebut memiliki kemampuan dalam memahami emosi atau perasaan orang lain yang diuji melalui foto dan video.

Salah satu dampak yang berbahaya dari penggunaan smartphone pada anak-anak adalah hilangnya kemampuan mereka dalam memahami perasaan orang lain. Sesuatu yang bila sedari kecil tak mampu ditanamkan akan berbahaya.

Tiga dampak buruk tersebut hanyalah dari sisi psikologis, dalam bidang kesehatan pun, mata yang terpapar radiasi terlalu dini pun berbahaya. Dan tentu terdapat sejumlah efek bila ditinjau dari sisi kesehatan. Meskipun perkembangan teknologi semakin pesat, orangtua sekiranya mampu untuk bertindak lebih bijak dalam penggunaan smartphone pada anak-anak.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel