Selain Drama Korea, Ini Konsep Psikologi dari Korea yang Penting Menjaga Hubungan Tetap Awet



INDOPOSITIVE.org Sulit dipungkiri drama Korea berhasil memberikan pengaruh besar bagi kita. Drama Korea memang hadir dengan menawan dan menawarkan berbagai hal. Mulai dari judul, plot cerita, properti serta lokasi syuting dikemas dengan menarik. Beberapa drama korea seperti Goblin, 49 Days, Are You Human Too?, Princess Hours, dan masih banyak lainnya. Bila anda punya rekomendasi drama Korea, silakan tuliskan di kolom komentar ya! 

Selain drama Korea, terdapat sebuah konsep psikologi yang penting untuk kita ketahui dan pelajari. Orang Korea dikenal mengutamakan kolektivis namun di lain waktu mereka mampu tampak sangat individualis. Keunikan dari orang Korea pun beragam. Mereka mudah bergaul, jujur, dan bersahabat tapi dalam waktu yang bersamaan, mereka mudah mengubah pendirian,  spontan, dan tegas. Masih banyak keunikan lainnya, namun terdapat hal psikologis penting yang membuat kita akan mengerti kondisi tersebut.

Sang-Chin Choi bersama Gyuseog Han menerbitkan sebuah jurnal yang berjudul “Shimcheong Psychology: A Case Of An Emotional State For Cultural Psychology” Dari jurnal penelitian tersebut, kita kemudian mampu mengenali sebuah konsep yang disebut Shimcheong. Konsep tersebut berhubungan dengan kondisi emosi orang Korea dalam menjalani hubungan interpersonal. Shimcheong merupakan budaya yang kompleks dalam menggambarkan emosi untuk orang Korea yang memainkan peran penting dalam hubungan interpersonal di kehidupan sehari-hari.

Bagaimana kita memahami konsep Shimcheong? Dalam Bahasa Korea sendiri, Shimcheong bermakna perasaan yang ada dalam pikiran. Istilah ini terdiri dari dua bagian yakni Shim () berarti pikiran, dan Cheong () berarti perasaan. Ini berkaitan dengan suasana hati saat terjadi peristiwa tertentu dalam sebuah hubungan.  Shimcheong bekerja di saat terjadi sebuah peristiwa yang tidak sesuai dengan harapan kita di lingkungan orang-orang terdekat. Meskipun ini bersifat pribadi, namun konsep tersebut memberikan pengaruh pada hasil karya seperti film, serial drama, puisi, novel, lagu dan lainnya. 

Terdapat empat poin penting dari konsep Shimcheong tersebut. Pertama, kesadaran diri. Mereka berusaha untuk tetap memahami kondisi perasaan dan pikiran dalam waktu yang bersamaan. Tentu saja, hal ini akan berdampak baik dalam pengambilan keputusan seseorang. Kedua, sebentuk evaluasi diri. Mereka menjadikan shimcheong sebagai alat untuk mengendalikan dan memahami perbuatan yang sebelumnya telah dilakukan. Terkhusus perbuatan untuk orang lain atau sebuah hubungan interaksi. Ketiga, proses berpikir reflektif. Mereka akan menciptakan dialog untuk mengenali diri dan masa lalu yang telah dilewati. Melewati berbagai peristiwa dan menciptakan pelajaran penting atas sebuah hubungan yang pernah dilalui bersama. Keempat, percakapan langsung dengan melibatkan unsur empati. Pada titik ini, seseorang akan berusaha untuk memberikan sesuatu yang terbaik dari dirinya. Terlebih dalam menggunakan empati dan pengalaman yang terjadi sebelumnya.


Konsep Shimcheong pun kemudian bekerja dengan melibatkan empat poin tersebut. Hasil akhir dari semua itu merupakan pikiran dan perkataan yang akan disampaikan atau ekspresikan dalam sebuah hubungan. Tidak ada urutan tertentu pada keempat poin tersebut, namun empat hal itu akan selalu berhubungan dalam membangun sebuah hubungan yang lebih baik. Bukan hal mudah untuk melakukan hal tersebut, seringkali ketika perasaan atau pikiran tak mampu bekerjasama, proses lain yang bekerja membawa kita pada kondisi di saat manusia terlihat sangat menyedihkan.  

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel