Depresi di Beranda Facebook, Mengapa?
INDOPOSITIVE.org — Ketika
membuka “Beranda Facebook,” saya seperti masuk ke dalam dunia baru yang
beragam. Kadang setelah melihat postingan tentang berita duka, dengan cepat
kita melihat postingan orang-orang yang berbahagia dengan banyak hal.
Mari Bijak Dengan Facebook via http://www2.pcmag.com |
Namun
lebih dari semua itu, Facebook mampu memberikan efek yang dapat menurunkan
kesehatan mental seseorang. Efeknya, seperti depresi, rendah diri serta cemburu
yang kadang muncul akibat bermain facebook. Penelitian yang dipublish dengan
judul Seeing Everyone Else’s HighlightReels: How Facebook Usage Is Linked To Depressive Symptoms pada tahun 2014
menemukan bahwa “social comparasion”
menjadi akibat dari munculnya masalah yang sebelumnya disebutkan.
Studi
lain dari Universitas Houston, peneliti bertanya tentang, seberapa sering ia
membandingkan dirinya dengan orang lain. Dan seberapa sering mereka mengalami
depresi. Hasilnya, orang-orang yang lebih banyak menghabiskan waktu di facebook
mengungkapkan perasaan depresi yang lebih tinggi. Peneliti menjelaskan bahwa
facebook bukanlah penyebab utama melainkan membandingkan diri sendiri dengan
orang lain adalah sesuatu yang seiring sejalan. Maka, mengatur waktu sangat
penting di facebook. Pada studi selanjutnya, peneliti melihat kelompok yang
membandingkan diri dengan kelompok yang lebih tinggi dibandingkan dirinya dan
kelompok yang lebih rendah dari dirinya. Peneliti menjelaskan bahwa tak peduli
mereka membandingkan dengan yang lebih tinggi, rendah atau netral, orang-orang
yang aktif dalam waktu yang lama lebih cenderung mengalami depresi.
Lalu,
haruskah kita menutup atau berhenti bermain facebook? Tentu saja itu tergantung
dari keputusan anda sendiri. Saya menutup tulisan ini dengan memberikan hasil
penelitian yang mungkin dapat membantu. Penelitian terbaru mengatakan bahwa, saat
seseorang beristirahat selama seminggu untuk bermain facebook, kesehatan mental
seseorang dapat meningkat. Penelitian yang dipublish Cyberphysiology, Behaviour and Social Networking, melibatkan kurang
lebih 2000 partisipan yang dibagi dalam dua kelompok. Satu kelompok diminta
bermain facebook seperti biasa, sedangkan kelompok lainnya diminta untuk
berhenti selama seminggu. Para partisipan diberikan pertanyaan sebelum dan
setelah, pertanyaan yang dirancang peneliti untuk mengetahui kondisi
partisipan. Ada pula pertanyaan tentang Mereka juga diminta pertanyaan tentang
kepuasan hidup mereka, dan tentang kesehatan mental, kebahagiaan, kesepian,
antusiasme, depresi, dan kemarahan. Saat dua kelompok itu dibandingkan,
kelompok yang istirahat selama seminggu memiliki kondisi yang secara signifikan
jauh lebih baik dibandingkan kelompok lainnya.
Semoga
saja saya dan anda dapat menjaga diri dari efek negatif dari facebook. Sebab
bagaimana pun, facebook memiliki beragam manfaat yang dapat membantu kita untuk
selalu belajar banyak hal. Semoga tahun baru 2017, membuat kita semakin bijak
dan menjadi pribadi yang lebih baik.