Sebab Pertanyaan Adalah Sesuatu Yang Amat Penting

INDOPOSITIVE.org Menurut penelitian Curiosity atau rasa ingin tahu, adalah perasaan senang untuk mengksplorasi-kekuatan tersembunyi yang mendoronguntuk belajar, berpikir kritis, dan bernalar. Marilyn Price-Mitchell, seorang psikolog perkembangan dan peneliti dalam bidang perkembangan positif remaja dan hubungan pemuda dan masyarakat, menyebutkan Curiosity dapat terlihat pada anak-anak ketika mereka menjelajahi lingkungan mereka, melahap buku dan informasi, mengajukan pertanyaan, menyelidiki konsep, memanipulasi data, mencari makna, menghubungkan alam dan manusia, dan mencari pengalaman belajar baru.



Salah satu studi dalam Perspective in Psychological Science, sebuah jurnal dari Association for Psychological Science, membuat kesimpulan bahwa rasa ingin tahu atau Curiosity adalah bagian yang penting dan berpengaruh besar terhadap perilaku akademik, faktanya adalah, Curiosity sebagai sifat dapat menjadi sepenting intelegensi dalam menentukan seberapa baik siswa di sekolah.

Sejak kecil, kita secara alami memiliki rasa ingin tahu hampir terhadap segala sesuatu. Hal ini mungkin kadang membuat orangtua dan guru jengkel, tapi hal itu juga merupakan bagian dasar dari perkembangan manusia. Jika kita ingin tumbuh dengan baik secara intelektual, moral, sosial dan spiritual, kita tentu perlu untuk membuat berbagai pertanyaan dan mencari jawaban.  Kita perlu keingintahuan intelektual.

Pada tahap tertentu, bagaimanapun, banyak dari kita kehilangan rasa ingin tahu di awal.  Mungkin karena kita takut terlihat bodoh dan tidak intelek, atau mungkin teman-teman kita di sekolah mengejek kita karena rasa ingin tahu tersebut. Beruntungnya, hal ini tidak begitu sulit untuk menyelamatkan kembali sifat tersebut.

Apa itu keingintahuan intelektual? Seseorang yang memiliki keingintahuan intelektual akan memiliki hasrat atau dorongan yang dalam dan teguh untuk “tahu”. Ia akan bertanya dan mencari jawaban pada pertanyaan “kenapa”. Dan ia tidak akan berhenti menanyakan hingga pada level paling dasar, malah akan memberikan pertanyaan menyelidik untuk mengupas lapisan penjelasan untuk mendapatkan ide-ide dasar tentang isu tertentu.

Lalu bagaimana cara mengembangkan trait atau sifat ingin tahu tersebut? Dalam sebuah buku yang ditulis oleh Phipil Dow, berjudul Virtous Mind,  Ia menawarkan beberapa hal. Kita dapat mengambil waktu sekitar 10 menit sehari untuk menginvestigasi beberapa isu atau topik yang menurut kita menarik tapi belum memiliki cukup waktu untuk menelusurinya. Kita dapat membuat pertanyaan acak terhadap aspek-aspek umum yang terjadi di dunia.

Michael W. Austin, seorang professor filsafat di Eastern Kentucky University mengungkapkan bahwa, kita dapat menelusiri isu sehari-hari yang penting bagi kita. Orangtua misalnya, penting untuk membaca beberapa infomasi atau pemahaman seputar parenting, perkembangan anak, atau pertumbuhan karakter. Seorang pelatih, lakukan beberapa penelitian mengenai aspek teknikal seputar olahraga atau bagaimana memotivasi atlit, atau bagaimana mendorong karakter para atlit muda. Seorang yang mengaku religius, sebaiknya mencari buku yang memiliki pandangan berbeda terhadap apa yang selama ini  menjadi pandangan umum.


Apapun yang menjadi keputusan pencapaian seseorang, tetaplah menelusuri, lakukan analisis dan evaluasi, maka kita akan mendapatkan jawaban dibalik lapisan pertama atau kedua terhadap segala pertanyaan. Ketika melakukan hal ini, kita akan mendapatkan pengalaman yang menyenangkan dari pertumbuhan pribadi dan intelektual.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel