Mengenali Bentuk Optimisme di Sekitar Kita

INDOPOSITIVE.org — “Ada optimis dan ada juga irasional optimis” Itulah yang dikatakan oleh peneliti kebahagiaan Shawn Achor. Dia menghabiskan waktu bertahun-tahun meneliti topik tersebut, dan dalam ceramahnya baru-baru ini di OWN’s “SuperSoul Sessions” series. Achor berbagi cerita mengenai apa yang dimaksud dengan menjadi optimistik secara irasional.



Hal itu terjadi ketika ia berada di dalam sebuah mobil bersama seorang CEO sebuah perusahaan software, di California. Achor baru saja bercererita mengenai dasar penelitiannya dengan beberapa CEOs, dan ketika tiba waktunya untuk ke bandara, seorang eksekutif menawarkan tumpangan untuk Achor.

“Salah satu daru CEOs menawarkan saya tumpangan untuk ke bandara untuk membicarakan mengenai bagaimana ia bisa menerjunkan sebuah riset untuk seluruh perusahaannya, menggunakan e-courses dan intervensi digital” Achor menimpali “Saya sangat senang!”

Ketika mereka di jalan, bagaimanapun, Achor terganggu oleh sesuatu yang dilakukan oleh CEO itu. Atau, lebih tepatnya, yang tidak ia lakukan.  “Sementara ia melaju menuju bandara, bell kecil berhenti berbunyi di dalam mobilnya,-bell sabuk pengaman, Achor berkata, “Saya menoleh ke arahnya dan berkata, ‘kau tidak mengenakan sabuk pengaman?’ dan ia berkata ’Tidak, Shawn, Saya mendengarkan pembicaraanmu, Saya cinta penelitianmu. Saya adalah orang yang optimis’.”

Tidak, kau orang bodoh. Pikir Achor.

“Optimisme baik untuk banyak hal, tapi itu tidak menghentikan setiap mobil yang menabrak kita, itu tidak menghentikan realitas yang bersangkutan dengan kita” katanya, 

“Itulah optimisme irasional”

Optimisme irasional tidak hanya berbahaya bagi kita sebagai individu, tambah Achor. Hal itu bisa memiliki dampak negatif yang besar terhadap masyarakat secara keseluruhan.“Jika kita memuji keadaan sekarang dengan optimisme yang kita miliki, kita akan membuat keputusan yang buruk untuk masa depan. Kita tidak merubah hal-hal yang kita butuhkan dalam dunia ini.” ungkapnya, “Jika kita terlalu memuji keadaan sekarang, kita tidak akan berhenti melakukan diskriminasi terhadap apa yang kita lihat, kita tidak menghentikan kekerasan yang kita saksikan di dunia ini, kita tidak  menghentikan ketidaksetaraan”

Apa yang semestinya kita lakukan,  desak Achor, adalah menciptakan optimisme rasional.“Optimisme rational tidak dimulai dengan kacamata berwarna-mawar-,” Achor menjelaskan. “itu dimulai dengan pengukuran atau perhitungan realistis dari kondisi atau keadaan masa kini”.


“Rational optimism does not start with rose-colored glasses, it starts with the realistic assessment of the present.”

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel