Membangun Emosi Positif Pada Anak

INDOPOSITIVE.org — Apa yang membuat anak bahagia? Tentu merupakan hal yang mudah untuk ditebak, “Mainan baru, jalan-jalan ke taman bermain, atau Es krim” Itu semua adalah kesenangan yang membuat mereka segera tersenyum dan merasa bahagia. Namun seberapa lama kepuasan atau kesenangan itu bertahan? Adakah hal lain yang dapat membuat anak bahagia dan menguatkan karakter mereka sehingga menjadi anak yang bahagia hingga dewasa?



Jika membahas mengenai kebahagiaan dan psikologi positif salah satu tokoh yang mumpuni adalah Martin Seligman. Seligman berpendapat bahwa seseorang yang bahagia akan mampu berpikir positif dan dapat menggiring seseorang berpikir lebih kreatif, toleran, konstruktif, ramah, tegar dan terfokus.

Barbara Fredrickson mengungkapkan bahwa mood positif akan menyebabkan orang-orang disekitar kita akan lebih mungkin untuk senang terhadap kita, membuat pertemanan, cinta dan aliansi. Alice Isen dalam penelitiannya Positive Affect Facilitates Integration of Information and Decreases Anchoring in Reasoning among Physicians mengungkapkan bahwa emosi dan pikiran positif akan meningkatkan kemampuan intelektual, akan membuat diagnosis sulit menjadi mudah dan tepat.

Bagaimana agar anak-anak memiliki emosi dan pikiran positif? Martin Seligman, mengungkapkan bahwa emosi dan pikiran positif dapat kita temui dengan penelusuran masa lalu, yakni dengan cara bersyukur dan pemaafan; pada masa kini, dengan cara menikmati kesenangan hidup; dan dimasa depan, dengan antusias, keyakinan, rasa percaya, optimis dan harapan.

Orangtua dapat meningkatkan emosi dan pikiran positif anak-anak dengan membuat mereka membiasakan ritual “positif reflection” atau refleksi positif. Ritual yang akan menguatkan ekspresi syukur dan rasa terimakasih pada anak. Yang sama pentingnya adalah mengajarkan anak untuk memaafkan, yang baik untuk mengalihkan perasaan marah dan berbagai perasaan negative menjadi netral atau bahkan menjadi ingatan positif dan akan membuat hidup lebih menyenangkan.

Hidup yang terasa bergerak begitu cepat kadang menjadi ancaman bagi emosi dan pikiran positif yang akan kita rasakan tentang masa kini. Anak pun dapat dilatih untuk lebih pelan dan tidak bereaksi begitu cepat dalam hal “menikmati” kesenangan hidup. Menurut Seligman, menikmati adalah seperti yang dilakukan Budha “menyadari kesenangan dan menggiring perhatian dan kesadaran unntuk merasakan kesenangan.” Membuat pola hidup yang menyenangkan dengan irama yang sedikit lebih pelan akan membuat anak-anak lebih bahagia dan membentuk kebiasaan untuk masa dewasa yang lebih bahagia.



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel