Tingkatkan Kebahagiaan dengan Berbagi


Shutterstock

Orang modern di perkotaan sering diidentikkan dengan sifat egois dan juga individualisme. Orangtua punya peran sangat besar untuk mengajarkan anak-anak mereka sikap kepedulian kepada sesama sehingga tumbuh generasi yang mau berbagi.


Rasa empati dan berbagi pada sesama sebenarnya juga bisa menjadi cara untuk meningkatkan kebahagiaan seseorang. Sayangnya, semangat berbagi sudah semakin sulit ditemui. 

"Kondisi anak-anak saat ini cukup memprihatinkan. Anak-anak kurang peduli terhadap lingkungan sekitar. Mereka merasa lebih bahagia jika memiliki nilai bagus di sekolah, dibanding saat berbagi sesuatu dengan orang lain. Efeknya nanti di masa depan mereka bisa lebih bersifat individualis," kata psikolog Vera Itabiliana, dalam acara diskusi bertajuk "Aksi 5 Menit Biasa Berbagi" yang diadakan oleh Save a Teen di Jakarta, Kamis (20/11/14).

Vera menilai, orangtua berkontribusi terhadap sikap individualisme anak. Misalnya saja, orangtua lebih memilih memberikan gadget pada anak tanpa melihat umur yang seharusnya. 

Untuk membentuk karakter anak yang peduli dan punya empati, orangtua wajib menanamkan sifat-sifat positif tersebut dimulai dari rumah. "Bisa dimulai dari hal-hal sederhana dan mudah, misalnya dengan menyapa atau tersenyum saat bertemu orang di sekitar," katanya.

Pembiasaan yang dilakukan di rumah akan lebih efektif karena sebagian besar waktu anak dihabiskan di rumah. "Jika ingin anak punya sifat peduli maka orang tua yang awalnya harus memberikan kepedulian terhadap mereka. Luangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak di rumah," katanya. 

Anak yang memiliki rasa empati dan kebaikan niscaya akan menjadi anak yang berbahagia. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan di Universitas California, Riverside. Disebutkan, salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan kebahagian seseorang dapat diraih dengan melakukan kebaikan, membantu orang lain, dan saling berbagi dengan sesama. Berbagai kegiatan serupa diyakini dapat meningkatkan emosi, pikiran, dan perilaku positif yang kemudian menciptakan perasaan bahagia. 

"Dengan berbagi kepada orang lain bukan berarti kita kehilangan justru akan ada rasa bahagia yang kita dapat. Dalam psikologi ini terkait dengan aura seseorang, sama halnya dengan ikatan ibu dan anak. Jika ibu sedang dalam masalah maka anak cenderung rewel sebaliknya jika orang yang kita berikan sesuatu merespon dengan senyum atau kalimat terima kasih, aura positif orang tersebut akan memancar ke dalam aura kita. Sehingga aura dalam diri kita yang positif akan semakin besar dan menjadikan kita bahagia," ungkap Vera.(Eva Erviana)

Sumber: Kompas.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel