Pengertian Kebijaksanaan (Wisdom) Perspektif Psikologi


 INDOPOSITIVE.org - Kebijaksanaan (Wisdom) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kepandaian menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuan), kecakapan bertindak apabila menghadapi kesulitan, dan sebagainya.


Dalam perspektif psikologi, Menurut Takahashi dan Overton (2002) wisdom dipahami sebagai "Ekspresi" dari fungsi yang terpadu dari beberapa proses psikologis dalam konteks tertentu.

Sedangkan pada Labouvie-Vief (Sternberg, 2002) mendefinisikan wisdom sebagai landasan operasi intelektual dan biasanya dikaitkan dengan "logos" (alasan) dalam "mitos" (inti dari proses inter dan intrapersonal).

Kramer (Sternberg,2002) berpendapat bahwa wisdom didasarkan pada relativistik dan dialektis penalaran, pengembangan yang terkait dengan pengembangan yang dapat mempengaruhi regulasi.

Cara berpikir yang akan mendorong kesadaran akan sifat tak terduga dari peristiwa kehidupan. Dialektis berpikir, di sisi lain, melibatkan kesadaranakan integritas dari pengetahuan melalui resolusi konflik.
 
Ardelt (2003) menjelaskan wisdom sebagai kombinasi pada cognitive, reflective, dan affective yang ada pada kepribadian seseorang.

Sebagai kesimpulan, wisdom merupakan perspektif kognitif-perkembangan yang telah terkait dengan proses pemikiran yang memungkinkan seseorang untuk beradaptasiterhadap situasi kehidupan terutama menghadapi kondisi yang tak terduga (pasti) dan berbagai kondisi alam.

Adapun dimensi yang yang terdapat pada “Wisdom” berdasarkan temuan Aldert adalah sebagai berikut:

1.     Cognitive yakni pemahaman tentang pemaknaan hidup dan keinginan untuk mengetahui kebenaran, yaitu untuk memahami arti dan makna. Terkati dengan fenomena dan peristiwa, terutama dengan yang berhubungan dengan intra dan interpersonal. Meliputi akan kemampuan pengetahun dan proses penerimaan. 

2.     Reflective yakni persepsi terhadap suatu fenomena dan kejadian-kejadian dari berbagai perspektif, serta menghindari penilaian subjektif. Membutuhkan self-examination, self-awareness, dan self-insight.

3.     Affective yakni kemampuan yang meliputi empati dan rasa saling menyayangi yang disertai denganmotivasi untuk menjaga perasaan orang lain.Membutuhkan transendensi self-centeredness. 


Referensi:
  • Sternberg, R. J., and J. Jordan, eds. (2002). A handbook of wisdom: Psychological perspectives. Cambridge, UK: Cambridge Univ. Press.
  • Departemen Pendidikan Nasional.(2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi keempat. Gramedia:Jakarta.
  • Ardelt, Monika. (2003). Empirical Assessment of a Three-Dimensional Wisdom Scale.Research On Aging, Vol. 25 No. 3, May 2003 275-324


 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel