That Beach, The Wind Blow

Kebahagiaan datang darimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja, asal kita mampu memaknai arti dari sebuah kebahagiaan, karena pada dasarnya bahagia itu sederhana.

Kebahagiaan ini berawal ketika kami pergi melakukan riset konservasi penyu di pantai Pangumbahan Ujung Genteng. Kami mulai berangkat dari kampus menuju tempat lokasi pukul 01.00 WIB, yah itu tepatnya dini hari. Dengan keadaan mata terkantuk-kantuk aku berusaha menguatkan diri menaiki sebuah tronton seperti para tentara yang akan melancarkan sebuah misi. But it’s ok, kami tetap bisa bercanda, tersenyum dan tertawa, disanalah kami mulai merasa waktu dan keadaan tidak menghalangi kami untuk tetap tersenyum pun dalam keadaan kantuk yang luar biasa. 

Keadaan didalam tronton sangat menyenangkan, kami berdempet-dempet dan saling geser kanan kiri untuk mendapatkan tempat yang senyaman mungkin meskipun pada akhirnya kami harus berjejal-jejal karena tempatnya tidak terlalu luas. Dari hal itu juga kami menyadari akan arti berbagi dan kebersamaan, awalnya kami mulai bernyanyi dan bercerita lalu tiba-tiba kami dikagetkan dengan rasa sakit akibat terbenturnya kepala kami pada bagian belakang besi tronton, tapi itu lah sensasinya dan saat itu juga kami tertawa bersama-sama.

Bahagia itu sederhana bukan? Dengan bercerita atau sekedar bernyanyi bersama, kita sudah bisa merasakan sebuah kebahagiaan andai kita mampu bersyukur untuk hal itu.

Melanjutkan perjalanan
           
Setelah mulai terasa lelah, akhirnya satu persatu dari kami mulai tertidur dan seketika suasana menjadi hening hanya suara mesin tronton dan angin yang kadang menerjang melalui bagian belakang tronton. Tanpa disadari, waktu sudah menunjukan pagi, kami berhenti disebuah masjid dan kemudian melanjutkan perjalanan, ketika mulai memasuki kawasan pantai pangumbahan, kita semua berteriak bahagia, bagaimana tidak? Jalan yang kami lewati hanya jalan yang cukup untuk satu tronton dan disamping kanan kiri terdapat padang savana yang sangat indah dan asri. Kami berteriak sekeras mungkin sambil merasakan angin yang bertiup kencang diwajah kami karena tronton yang kami naiki melaju sangat kencang. Itulah lukisan alam, itulah aturan Tuhan, sungguh indah dan betapa bahagianya kami saat itu, maka nikmat mana lagi yang akan kamu dustakan? Sungguh Allah Maha kaya, Dia menciptakan tempat seindah itudan sangat butuh perjuangan untuk mencapai kesana. Namun, dari hal itu juga kami mulai menyadari untuk mendapatkan sesuatu yang indah itu pasti butuh perjuangan yang keras, yah sama halnya dengan mimpi-mimpi kita butuh proses untuk bisa mencapai mimpi tersebut dan lebih indah lagi jika kita bisa menikmati proses dari perjalanan kita meraih mimpi tersebut.


Sampai dipenginapan
            Yups, setelah menempuh perjalanan yang panjang kira-kira 8 jam dan dengan jalan yang berkelok-kelok akhirnya kami sampai ditempat tujuan. Yeeaaayy!! It’s our purpose, pantai Pangumbahan Ujung Genteng!. Setelah sampai penginapan kami mulai mempersiapkan untuk acara selanjutnya, (yah kita skip aja yah untuk pembukaan dll, karena pasti akan sangat membosankan jika saya ceritakan disini.. hehe). Okeh lanjut! Pada sore harinya, kami mengagendakan untuk mengunjungi konservasi penyu didaerah tersebut, dan apa yang harus kalian tahu? Kendaraan yang mengangkut kami ke lokasi konservasi berupa sebuah truk panjang dengan tinggi badan truk dibawah pinggang kami,, so!! 

Kami harus berpegangan satu sama lain agar tidak terjun kebawah ketika truk tersebut bergerak. Tapi bagian ini yang paling menyenangkan menurut kami, ketika truk tersebut mulai bergerak, kami mulai berteriak histeris antara rasa takut, bahagia dan lucu melihat ekspresi wajah-wajah dari peserta lain. Tidak hanya bermasalah pada truk yang kami gunakan, ternyata jalan menuju konservasi sangat curam dan hanya bisa dilewati untuk satu truk, yah meskipun disamping jalan terlihat sebuah pantai yang indah, tetapi dikanan kiri jalan tersebut terdapat pepohonan yang kadang-kadang menyambar muka kami dengan sangat keras. Tapi perjalanan ini merupakan perjalanan yang paling menyenangkan, kami bisa berteriak, tertawa dan bercanda diatas truk itu, apalagi ketika truk itu berhenti mendadak, sontak semua peserta yang berada dibelakang akan terdorong kedepan, dan hasilnya kami saling bertumpukan satu sama lain. Bisa bayangkan bukan betapa menyenangkannya? Sungguh luar biasa!!.

            Ini merupakan perjalanan yang paling menyenangkan! Kami merasa berada di sebuah perahu dengan gelombang laut yang besar sehingga terombang-ambing didalam perahu itu, tapi it’s good guys! Kami bebas berteriak, tarik sana sini, gandeng tangan kanan kiri dan dorong depan belakang, rasanya ingin terus berada diperjalanan ini sambil melihat birunya laut dan merasakan hembusan angin yang menerpa wajah kami. Ciptaan Allah itu sungguh indah!.

            Akhirnya setelah perjalanan yang menyenangkan itu, kami sampai ditempat konservasi penyu. Salah satu hal yang lebih menyenangkan lagi adalah ketika kami bisa memegang tukik-tukik (anak penyu) yang lucu-lucu dan menggemaskan, kemudian kami memasuki kawasan pantai untuk melihat pelepasan tukik-tukik tersebut, dan wow Amazing!!! Sangat berbeda dari pantai yang dekat dengan penginapan kami, pantai ini indah sekali dengan pasir berwarna putih seperti belum pernah terjamah oleh manusia, tanpa menunggu komando, kami segera melepas sepatu dan berlari menuju ombak yang cukup besar. Ini indah sekali teman, ditambah hujan yang mengguyur kami, itu luar biasa! Tidak hanya tubuh kami yang basah karena hujan, tetapi hati kami juga basah karena kebahagiaan yang Ia berikan kepada kami saat itu dan kami bersyukur masih bisa merasakannya.

            Kebahagiaan itu tidak harus berada ditempat yang mewah atau megah, cukup berada ditempat yang membuat kita nyaman dan bisa merasakan arti kebahagiaan itu sendiri. Bahagia itu sederhana sobat, jangan pernah takut untuk bahagia, justru kalian harus menciptakan kebahagiaan itu sendiri maka kalian akan bisa merasakan kebahagiaan dalam hidup kalian, just make it a simple!


~THE END~
__________________________________

*Fitriya Yuli AstantiPenulis merupakan seoarang mahasiswi jurusan gizi masyarakat fakultas ekologi manusia Institut Pertanian Bogor. 



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel